Banyaknya antrian dan terbatasnya alat dan SDM di Dispendukcapil Kota Surakarta, ada yang menarik saat merekam KTP EL ke penduduk Lansia/ dengan keterbatasan aktfitas. Salah satu tim, Fahreza M. Luthfi, di Ruang Server Rabu (12/6), menjelaskan hari ini direncanakan mendatangi empat rumah penduduk yang berbeda-beda. Hasilnya hanya ketemu satu orang. Karena ketiga lainnya dilaporkan sudah meninggal dunia dalam waktu dekat yang lalu. Reza, menjelaskan satu penduduk saja dibutuhkan waktu sekitar satu jam untuk merekam, karena harus menyesuaikan kondisi penduduk yang mengalami keterbatasan mental dan jaringan/ sinyal yang lemah.
Kepala Seksi Tata Kelola dan SDM TIK, , Fahruddin Eka C didampingi Ika Merdiana, Kepala Seksi Pendataan Penduduk, Dispendukcapil Kota Surakarta di Ruang Server, Rabu (12/6) menjelaskan, Tim TI langsung menurunkan tim kelapangan untuk membantu setting jaringan, Karena rekam KTPEL di lakukan secara online sehingga harus ada sinyal untuk menghubungkan dari titik lokasi ke Dispendukcapil Kota Surakarta dan Kemendagri di Jakarta, apalagi didalam rumah/kamar yang tertutup. Namun akhinya dapat diatasi.
“Sementara itu penduduk yang meninggal dunia, setelah dicek tidak termasuk daerah yang ikut program Besuk Kiamat ( Bela Sungkawa Kirim Akta Kematian,) sebab jika penduduk sudah membuat akta kematian sebenarnya otomatis akan terhapus dari sistem. Disamping itu karena program ini rekam KPEL bagi lansia/ penduduk yang ada keterbatasan aktifitas, biasannya selain sudah lanjut usia, penduduk juga dalam kondisi sakit keras” Kata Fahruddin.